Jumat Malam 22 januari 2010: Sebuah Catatan Hidup

Jumat Malam 22 januari 2010 adalah kejadian yang akan terus saya kenang sebagai sebuah pengalaman pribadi dalam kehidupan pribadi yang pernah saya alami dan rasakan yaitu sebuah suasana Ketakutan Menghantui Di sepanjang Rel Kereta Api KiaraCondong-Solobalapan- solo, minggu 24 januari 2010


Perjalanan yang di inginkan tenang, aman, dan damai akhirnya harus dirasakan dalam keadaan hati yang was-was, perasaan aneh antara takut dan tidak percaya, pikiran lain-lain berkecamuk mengisi relung-relung pikiran yang sudah di rasa sumpek tambah sumpek lagi dengan peristiwa itu... Dalam menunggu kereta di kirco sambil mendengarkan bapak-bapak bercerita tentang sebuah kejadian yang sudah terjadi di sebuah stasiun di jawa tengah membuat hati ku sedikit ciut dan hampir membuatku untuk menggagalkan perjalanan di hari itu, namun keinginan itu aku gagalkan karena sudah terlalu lama duduk disitu masa harus di gagalkan apalagi karcis sudah saya pegang, dengan keyakinan dan doa akhirnya saya putuskan untuk pulang juga walau apapun terjadi di tengah jalan nanti. Setelah menunggu cukup lama akhirnya jam 8 malam itu kereta yang akan berangkat menuju kediri pun datang dan tidak lama akhirnya meninggalkan stasiun Kirco.

Lama setelah perjalanan menuju tujuan, akhirnya kereta yang saya tumpangi harus menunggu lama di sebuah stasiun, dan saya rasa ini adalah suatu yang biasa karena ketika di stasiun memang satu kereta harus menunggu kereta yang lain lewat, namun pada malam itu suatu terjadi di luar apa yang pernah saya alami selama naik kereta, ini adalah suatu hal yang benar-benar lain yang aku rasakan karena tiba-tiba sebuah semua lampu yang menerangi lorong-lorong kereta di matikan, lampu-lampu yang menerangi sebuah stasiun kecil juga di matikan, dan orang-orang yang ada di bawah kereta berjalan di samping sambil mengatakan "mbak, mas, bu, pak tutup semua jendalanya" itulah yang aku dengar di sela-sela suasana yang hening dan terasa mencekam itu, dalam pikiranku siapakah yang akan lewat??? sehingga semua cahaya harus di matikan dan berubah menjadi sebuah tempat yang sepi seperti tanpa penghuni??? dan di tengah suasana yang hening ini saya pikir semua penumpang tentu memiliki perasaan yang berbeda-beda dalam otaknya. Namun pikiran ini segera terjawab ketika aku mengingat cerita bapak di stasiun Kirco tadi...dan tidak lama kemudian sebuah kereta pun lewat di samping rel tempat kami berhenti dan kereta itu melaju dengan cepat tanpa berhenti dan setelah kereta itu lewat tanpa sadar suara dalam kereta yang saya tumpangi itu tiba-tiba terdengar suara yang hampir bersamaan yaitu sebuah kata yang mengingatkan saya pada tahun 1945 dulu yaitu "Merdeka" dengan bersamaan nyalanya semua lampu-lampu penerangan. Dan para pembaca semua pasti bisa membayangkan seperti apa suasana malam itu sehingga serempak dalam kereta itu terdengar kata yang mengandung arti sebuah kebebasan.

Kembali kereta melanjutkan perjalanan dan suasana dalam kereta kembali berlangsung dengan biasa dan sudah terdengar orang-orang berbincang, penjual yang berlalu-lalang sambil menjajakan dagangannya, namun kejadian itu hanya berlangsung tidak lama karena kembali peristiwa pertama terjadi lagi kereta berhenti dan semua penerangan kembali di matikan suasana hening terjadi lagi dan kali ini cukup lama juga rasanya menunggu kereta yang mengangkut "orang-orang itu" melewati kereta kami dan karena merasa lelah dan capek tanpa sadar ternyata saya sudah pergi untuk membuat sebuah pulau diatas tempat duduk tersebut "tertidur" tanpa harus tahu lagi apakah yang terjadi setelah itu............(bersambung)
 
© Copyright Blognya Noval Mbojo - Imnoval.com 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Catatan Mahasiswa Drop Out | Published by Premium Wordpress Themes
Jumat Malam 22 januari 2010: Sebuah Catatan Hidup - Blognya Noval Mbojo - Imnoval.com