Budaya Rimpu Mbojo di persimpangan Jaman

Tak kala saya masih kecil dan hidup di sebuah pedesaan di kabupaten bima tepat nya di kecematan BELO (desa tonggorisa) saya sangat senang sekali dengan keadaan desa yang begitu damai tentram dan sejahtera. Hampir setiap hari saya jarang sekali melihat muka para kaum hawa (bukannya saya buta) dan tidak ada bagian tubuhnya yang seksi kelihatan sama sekali ini semua dikarenakan mereka memakai cadar ala ninja atau kalau orang BIMA bilang Rimpu mbojo (sarung yang dipakai persis ninja) dan saya sangat senang sekali melihat hal ini semua dan ini sudah menjadi budaya bima karena kemana-mana mereka selalu memakainya. Namun setelah saya dan keluarga pindah ke KOTA BIMA saya pun masih melihat kaum hawa yang memakai RIMPU.(kalau teman yang belum tahu bima sedikit saya kasih tahu kalau bima itu merupaka daerah yang ada di Pulau sumbawa dan masuk Kedalam Propinsi NTB)

Namun perjalanan Roda Jaman memang terlalu cepat berputar pengaruh modernisasi dan trend masa kini telah melanda daerah ku tercinta (BIMA) ini terlihat dari corak dan mode yang di pakai kaum hawa saat ini..saya seperti melihat suatu pemandangan yang luar biasa berubahnya karena di kota ini kaum hawa kelihatan seperti manusia yang tidak memakai baju karena liuk-liuk tubuhnya yang seksi kelihatan sangat jelas dan tentu saja ini bisa menimbulkan birahi kaum adam apalgi bagi si lelaki buaya ini merupakan lahan yang basah untuk di pelototi. Ini semua adalah korban dari keganasan jaman yang makin moderen dan dibarengi dengan si Pelaku yang tidak mau menyaring serta mengklarifikasi dulu apa ini baik atau tidak apa ini bertentangan dengan budaya atau tidak dan lebih dengan ketentuan agama. Namun ini semua telah terjadi dan budaya RIMPU tinggalah kenangan saja karena kaum hawa sekarang ini tidak lagi begitu mau mengikuti saran dan kata-kata orang tua kalau dilarang pasti di jawabnya seperti ini “ini kan jaman moderen kalau pakai rimpu tidak gaul gitu” (kata ini pernah saya dengar karena yang bilang masih kerabat jauh saya!!! Tapi alhamdulillah sekarang walaupun tidak memakai rimpu dia mengganti dengan Jilbaber) inilah salah satu contoh yang bisa menyebabkan budaya itu runtuh karena anak cucu tidak mau mengikuti saran-saran dari orang tua atau dewasa..dan lebih kejamnya lagi karena pengaruh modernisasi bukan saja melanda kota yang baru saya tempati tapi udah merembes ke desa yang pernah saya tinggal dulu dan didesa hanya sebagian kaum hawa aja yang masih bertahan untuk memakai rimpu tersebut yaitu hanya ibu-ibu dan nenek-nenek saja. Melihat dari fenoma ini pengaruh modernisasi itu bisa masuk lewat:

1.Orang bule yang suka jalan pakai baju dalam aja

2.Karena kebanyakan nonton sinetron anak muda atau ABG

3.Karena tidak mau di bilang ketinggalan jaman

4.DLL

Semoga ada para kaum hawa dari daerah saya yang nyasar ke blog ini dan membaca tulisan ini dan merenungi kembali akan budaya RIMPU yang hamper punah ini…

NB:”Buat pakar sejarah bima kalau nyasar ke blog saya tolong do komentari dan kasih masukkan ya???”

Dan teman-teman blogger bagaimana dengan budaya daerahnya apa ada yang terlindas oleh jaman???

NB: Foto Rimpu mbojo di ambil dari http://habambojo.blogspot.com/

http://lagaligo.net/2008/07/kontes-postingan-perduli-budaya-nusantara/
 
© Copyright Blognya Noval Mbojo - Imnoval.com 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Catatan Mahasiswa Drop Out | Published by Premium Wordpress Themes
Budaya Rimpu Mbojo di persimpangan Jaman - Blognya Noval Mbojo - Imnoval.com